Logo
Become a clientBecome a Partner

Published on:

Modified on:

Author: Alife

Cara Menangani Risiko Asuransi, Nasabah Perlu Tahu!

Share to:

cara-menangani-risiko-asuransi

Asuransi memang menjadi produk keuangan yang dapat memberi perlindungan jangka panjang di masa depan. Meski begitu, Anda perlu mengetahui cara menangani risiko asuransi terlebih dahulu.

Hal ini menjadi langkah penting sebelum Anda memutuskan untuk membeli produk asuransi tertentu. Tujuannya agar Anda lebih sadar mengenai risiko yang bisa diklaim serta risiko yang tidak menjadi tanggung jawab asuransi.

Lantas, apa saja hal yang harus dilakukan sebagai cara penanganan risiko asuransi?

Baca Juga: Penting! Perbedaan Asuransi Jiwa dengan Asuransi Kesehatan

Apa Itu Risiko Asuransi?

Sederhananya, risiko asuransi bisa dipahami sebagai keadaan yang tidak pasti saat suatu hal yang tidak diinginkan terjadi dan dapat menimbulkan kerugian tertentu. Sedangkan manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi, hingga pengendalian risiko itu sendiri. 

Nantinya, asuransi inilah yang akan memberikan perlindungan yang berkaitan dengan finansial atas terjadinya hal-hal tidak terduga. Termasuk kerusakan, kehilangan, hingga kematian.

Akan tetapi, perlindungan berupa ganti rugi tentu harus dilakukan atas persetujuan perusahaan yang menyediakan produk asuransi dan konsumen yang membeli produk asuransi tersebut. 

Adapun perusahaan asuransi mendapat biaya yang cukup untuk meng-cover seluruh kerugian nasabah melalui premi yang dibayarkan secara rutin dalam jangka waktu tertentu. Tak hanya digunakan atas nama probadi, asuransi juga bisa digunakan oleh perusahaan untuk meminimalkan risiko terkait bisnis yang sedang dijalani.

Baca Juga: Mengenal Jenis Asuransi Jiwa, Manakah yang Harus Dipilih?

Cara Menangani Risiko Asuransi yang Perlu Diketahui Nasabah

Jika ingin menghindari kerugian yang dapat timbul jika risiko terjadi, tentunya ada berbagai upaya yang bisa Anda lakukan. Upaya inilah yang disebut dengan manajemen risiko.

Pada dasarnya, manajemen risiko bisa dilakukan dengan cara sederhana. Berikut ini adalah beberapa cara menangani risiko asuransi sesuai dengan manajemen risikonya.

1. Menghindari Risiko

Cara menangani risiko asuransi yang satu ini adalah dengan menghindari risiko yang mungkin terjadi. Contohnya, Anda ingin menghindari risiko cacat, maka sebaiknya hindari pekerjaan yang memiliki tingkat kecelakaan tinggi, seperti bekerja di wilayah pertambangan dan lain sebagainya.

Sayangnya, pilihan ini sering kali tidak efektif. Sebab, mungkin saja pekerjaan tersebut dapat dikatakan menjanjikan dari segi penghasilan, sehingga dianggap sebanding dengan risikonya.

2. Mengendalikan Risiko

Sebenarnya, risiko bisa dikendalikan dengan melakukan berbagai cara untuk mencegah terjadinya kerugian itu sendiri. Misalnya, Anda mempunyai rumah yang sebagian besar terbuat dari kayu. 

Oleh karena itu, Anda memiliki menggunakan kompor listrik dibandingkan kompor api. Hal ini karena rumah kayu jauh lebih rentan mengalami kebakaran, sehingga Anda ingin mengendalikan risiko tersebut lewat penggunaan kompor listrik.

3. Menunda Risiko

Tanpa disadari, terkadang suatu kegiatan bisa ditunda untuk meminimalkan terjadinya kerugian. Contohnya saat Anda menunda melakukan renovasi rumah. Sebab, saat itu sedang musim hujan dan lokasi rumah Anda berada di dekat sungai besar.

Kegiatan penundaan ini tentu saja bertujuan agar jika terjadi bencana banjir, kerugian yang Anda alami tidak terlalu besar atau setidaknya bisa diminimalisasi.

4. Mengalihkan Risiko

Cara menangani risiko asuransi yang terakhir adalah mengalihkan risiko. Manajemen risiko ini bisa dilakukan dengan mengalihkan kerugian finansial kepada pihak lain.

Misalnya, mengalihkan risiko pada perusahaan asuransi dan Anda akan membayar sejumlah dana atau premi kepada perusahaan asuransi tersebut. Setelah itu, perusahaan asuransi akan menerbitkan polis yang berisi tentang risiko apa saja yang bisa ditanggung.

Jadi, pihak asuransi akan setuju utnuk membayar sejumlah uang jika terjadi kerugian, asalkan Anda telah membayar premi terlebih dahulu.

Baca Juga: Perbedaan Asuransi dan BPJS yang Perlu Dikenali, Apa Saja? 

Kriteria Risiko yang Ditanggung oleh Perusahaan Asuransi

Setelah mengetahui cara menangani risiko asuransi dengan tepat, berikut ini adalah berbagai kriteria risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi dan penting untuk dipahami nasabah.

  1. Risiko harus terjadi karena adanya ketidaksengajaan serta tidak bisa diprediksi waktu terjadinya.
  2. Risiko yang ditanggung harus bersifat umum terjadi dan homogen.
  3. Dampak dari risiko yang terjadi bisa dinilai secara finansial.
  4. Harus memiliki objek yang diasuransikan atau dipertanggungkan. Contohnya, seperti sakit, harta benda, kerugian, dan lain-lain.
  5. Objek yang diasuransikan tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan aturan yang berlaku.
  6. Premi yang dibebankan kepada nasabah atau pemegang polis harus sesuai dengan tingkat risiko yang diasuransikan. 

Baca Juga: Pengertian Uang Pertanggungan Asuransi dan Fungsinya

Pahami Risiko Asuransi Anda untuk Rasakan Manfaat Produknya secara Maksimal!

Itu dia penjelasan mengenai empat cara menangani risiko asuransi yang penting untuk diketahui dan dipahami oleh nasabah. Dengan memahami risiko asuransi, maka diharapkan tidak akan terjadi masalah klaim ditolak karena kesalahpahaman dari pihak nasabah.

Oleh karena itu, sebelum tanda tangan perjanjian asuransi, pastikan Anda sudah paham syarat dan ketentuan yang diajukan oleh perusahaan asuransi, ya. Sementara itu, jika Anda tertarik ingin tahu lebih detail tentang seluk-beluk produk asuransi, bisa mendaftarkan diri sebagai klien Alife by Vision di sini!

Artikel Terbaru

Alife® Vision

Location
Grand Slipi Tower Lt.26 & 42 JL. S PARMAN KAV 22-24 Palmerah, Jakarta Barat, 11480
Follow Us