Published on:
Modified on:
Author: Alife
Share to:
Underwriting asuransi adalah istilah yang sering ditemukan saat seseorang ingin membeli produk asuransi. Umumnya, proses underwriting akan didampingi oleh underwriter. Mereka akan memeriksa kondisi keuangan Anda dengan melakukan wawancara langsung, mengecek riwayat kredit nasabah di SLIK OJK, dan memastikan kondisi kesehatan melalui hasil pemeriksaan kesehatan.
Apabila Anda berminat untuk mengajukan asuransi, sangat penting untuk memahami pengertian dan fungsi underwriting. Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini.
Baca Juga: Reimburse Asuransi: Panduan Lengkap Pengajuan Klaim
Underwriting adalah sebuah proses untuk menyeleksi risiko yang melekat pada calon nasabah asuransi. Risiko ini biasanya melibatkan pinjaman, asuransi, atau investasi.
Salah satu tujuan dari underwriting, yaitu calon nasabah bisa mendapatkan perhitungan premi yang sesuai dengan risikonya. Saat membeli produk asuransi, Anda akan melewati tahap underwriting terlebih dulu untuk menentukan apakah mereka akan menerima atau menolak Anda sebagai nasabahnya. Dalam proses underwriting, perusahaan asuransi juga bisa menolak nasabah karena tidak memenuhi syarat atau ketentuan khusus.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, pihak yang melakukan proses underwriting disebut underwriter. Underwriter bertugas untuk menganalisis risiko calon tertanggung.
Selain itu, underwiter menjalankan berbagai fungsi untuk memastikan distribusi risiko yang aman dan menguntungkan. Setelah mengetahui pengertian underwriting dalam asuransi, berikut ini fungsi-fungsinya yang perlu Anda ketahui.
Fungsi pertama dari underwriter adalah memilih risiko yang akan diterima oleh perusahaan asuransi. Hal ini melibatkan pengumpulan informasi faktual dari pemohon dan mengevaluasinya untuk menentukan apakah risiko tersebut dapat diterima. Underwriter mengandalkan daftar risiko yang dapat diterima dan yang dilarang untuk membantu mereka membuat keputusan ini.
Setelah risiko diseleksi, underwriter memberikan klasifikasi dan peringkat untuk risiko tersebut. Hal ini melibatkan penempatan risiko ke dalam kelompok atau kelas tertentu dan menetapkan tarif berdasarkan tingkat risiko.
Perusahaan asuransi mungkin memiliki sistem klasifikasi dan peringkat mereka sendiri, atau mereka dapat menggunakan sistem yang disediakan oleh biro pemeringkat.
Setelah menentukan kelayakan pemohon dan menetapkan klasifikasi dan peringkat yang tepat, underwriter menerbitkan polis asuransi. Penting bagi underwriter untuk memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis polis yang ada dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan format polis agar sesuai dengan persyaratan pemohon.
Fungsi terakhir dari underwriting adalah retensi dan reasuransi. Underwriter menentukan tingkat risiko yang dapat dipertahankan oleh penanggung dan mengamankan reasuransi untuk risiko yang tersisa. Hal ini membantu melindungi perusahaan asuransi dari tekanan keuangan yang tidak semestinya jika terjadi kerugian.
Baca Juga: Perbedaan Asuransi dan BPJS yang Perlu Dikenali, Apa Saja?
Ada tiga jenis underwriting yang perlu Anda ketahui, berikut ini beberapa di antaranya.
Salah satu jenis loan underwriting adalah hipotek. Setiap pinjaman harus melewati tahap underwriting. Proses ini dilakukan secara otomatis dan melibatkan:
Insurance underwriting adalah proses yang berfokus pada calon pemegang polis atau orang yang mencari asuransi kesehatan atau jiwa. Underwriting asuransi kesehatan biasanya digunakan untuk menentukan jumlah yang akan dibebankan kepada pemohon berdasarkan kondisinya.
Sementara itu, underwriting asuransi jiwa dilakukan untuk menilai risiko pertanggungan calon pemegang polis berdasarkan usia, kesehatan, gaya hidup, pekerjaan, riwayat kesehatan keluarga, dan hobi.
Securities underwriting digunakan untuk menilai risiko dan harga sekuritas yang biasanya terkait dengan IPO. Jenis underwriting ini dilakukan atas nama calon investor, yang biasanya adalah bank investasi.
Berdasarkan hasil proses underwriting, bank investasi akan membeli surat berharga perusahaan yang melakukan IPO dan akan dijual di pasar modal. Hal ini memastikan bahwa IPO bisa menghasilkan modal, memberikan premi, atau keuntungan kepada underwriter dari layanan yang diberikannya.
Baca Juga: Pengertian Uang Pertanggungan Asuransi dan Fungsinya
Ada beberapa proses underwriting sebelum menentukan premi yang harus dibayarkan oleh calon nasabah. Berikut ini proses-prosesnya yang perlu Anda ketahui.
Proses pertama yang harus dilakukan adalah nasabah mengisi dan melengkapi data-data riwayat kesehatan yang diperlukan oleh perusahaan asuransi. Setelah itu, data yang telah diisi oleh nasabah akan diberikan kepada underwriter untuk dianalisa.
Setelah data-data tersebut lengkap, underwriter akan mengidentifikasi risiko yang dimiliki oleh calon nasabah. Ada beberapa faktor untuk menganalisa apakah pengajuan calon nasabah diterima atau tidak.
Faktor yang paling umum adalah risiko medis dan risiko pribadi. Contoh faktor risiko medis adalah riwayat kesehatan dan postur tubuh. Sedangkan contoh faktor risiko pribadi adalah pekerjaan, hobi, gaya hidup, dan lokasi tempat tinggal. Faktor-faktor ini kemudian akan diseleksi oleh underwriter.
Setelah mengidentifikasi risiko, underwriter akan mengklasifikasikan risiko yang dimiliki calon nasabah ke dalam beberapa kategori.
Ada empat kategori risiko utama: risiko ditolak, risiko kurang lancar, risiko standar, dan risiko pilihan. Semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin tinggi pula premi yang harus dibayarkan. Bahkan, jika risiko terlalu tinggi, ada kemungkinan perusahaan asuransi akan menolak aplikasi asuransi dari calon nasabah.
Setelah risiko calon nasabah dikelompokan, underwriter dapat menentukan apakah aplikasi calon nasabah diterima atau tidak. Jika aplikasi diterima, maka polis akan segera diterbitkan untuk diberikan kepada calon nasabah.
Baca Juga: Definisi Polis Asuransi, Fungsi, dan Manfaatnya bagi Nasabah
Itulah penjelasan lengkap mengenai pengertian dan fungsi underwriting dalam asuransi. Jadi, underwriting asuransi adalah proses menganalisis risiko untuk menentukan kelayakan seseorang menjadi nasabah asuransi atau mengajukan klaim asuransi. Sebagai calon nasabah, Anda perlu mendaftarkan diri ke asuransi sejak dini.
Ketika Anda mendaftarkan asuransi di usia muda, faktor risiko yang bisa terjadi kemungkinan lebih sedikit sehingga pengajuan asuransi akan mudah diterima oleh perusahaan asuransi.
Apabila Anda berminat menjadi klien Alife by Vision untuk mendapatkan perencanaan finansial dan asuransi yang lebih matang, silakan klik link di sini untuk informasi selengkapnya!